Minggu, 06 Desember 2015

BUDAYA ADAT MAMAIR MAHANCAU



BUDAYA BELAJAR MAMAIR DAN MAHANCAU
1.   Daerah Banjarbaru pada khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya memiliki lebih dari 1 bahasa daerah. Terdapat bahasa Banjar, bahasa Bakumpai dan bahasa Dayak.
2.   Orang-orang di daerah saya dari kecil kebanyakan sudah dibiasakan atau belajar untuk berenang, memancing (memair dan mehancau) dan cara menaiki jukung (sampan) karena geografis dari Kalimantan Selatan kebanyakan memiliki sungai dan Banjarmasin dijuluki dengan kota seribu sungai.
3.   Masyarakat Banjarmasin yang berprofesi sebagai petani ada yang menggunakan sistem pertanian yang berbeda dengan daerah lain karena Kalimantan Selatan kebanyakan adalah lahan gambut dan menerapkan pertanian dengan sistem lahan rawa yaitu sistem pertanian yang mengandalkan pasang surut air di rawa dan sangat bergantung dengan keadaan musim.
4.   Masih berkaitan dengan sistem pertanian lahan rawa yang sangat berkaitan dengan fenomena alam contohnya, jika ikan mulai meninggalkan sungai berarti sungai akan kering atau sungai mulai tercemar limbah. Tetapi jika masih ada jenis ikan yang namanya saluang maka sungai tersebut tidak kering meskipun ikan lain sudah tidak ada. Petani akan melihat fenomena alam seperti munculnya rasi bintang dalam menentukan kapan waktu untuk menanam padi, palawija atau tanaman komoditas lainnya.
5.   Banyak cerita, mitos ataupun legenda yang berasal dari Banjarmasin pada khususnya dan Kalimantan Selatan pada umumnya yang harus dipelajari oleh orang-orang di sana sebagai pengetahuan tentang asal usul daerahnya. Cerita seperti Anak Sima, Nisan Berlumur Darah, Putri Junjung Buih dan lain-lain. Ada juga Ular Naga Sungai Barito yang sifat ceritanya masih tidak jelas fakta atau mitos tentang keberadaan ular naga yang besar dan panjang hampir menyamai panjang dan lebar Sungai Barito.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar