Minggu, 01 November 2015

DONGENG MISTIS GUNUNG LAKAAN


DONGENG GUNUNG LAKAAN
Menurut cerita orang tua- tua di Belu, pada jaman dahulu kala, seluruh pulau timor masih di genangi air, kecuali puncak gunung lakaan. Pada suatu hari turunlah seorang putri dewata di puncak gunung lakaan dan tinggallah ia di sana.putri dewata itu bernama laka lorak mesak yang dalam bahasa belu berarti putri tunggal yang tidak berasal usul. Laka lorak mesak adalah seorang putri cantik jelita dan luar biasa kesaktian.
Karena kesaktiannya yang luar biasa itu, maka laka lorak mesak dapat melahirkan anak dengan suami yang tidak pernah di kenal orang. Itulah sebabnya laka lorak mesak di sebut pula dengan nama nain bilakan yang artinya berbuat sendiri dan menjelma sendiri.
            Beberapa tahun kemudian putri  laka lorak mesak berturut- turut melahirkan dua orang putra dan dua orang putri. Kedua putra di beri nama masing – masing, atok lakaan dan taek lakaan. Sedangkan kedua putrinya masing- masing di beri nama : elak loa lorak dan balak loa lorak.
            Setelah keempat putra- putri ini dewasa maka dikawinkan oleh ibunya karena di puncak gunung tidak ada keluarga lain. Atok lakaan kawin dengan elak loa lorak dan taek lakaan kawin  dengan balak loa lorak. Sementara itu air laut mulai surut dan pulau timor sudah terbentuk menjadi daratan yang luas. Atok lakaan dan istrinya elak loa lorak kemudian pindah dari lakaan ke bukit nanaet dubesi, lalu mendirikan kerajaan yang bernama naetenu.
            Dikisahkan pula bahwa salah seorang anak dari atok lakaan ini kemudian hari terus merantau ke timor – timur dan  mendirikan sebuah kerajaan di sana yang di beri nama mau katar. Nama mau katar ini masih ada hingga sekarang. Turunan atok lakaan  yang lain terus manetap di belu dan mendirikan kerajaan sendiri dengan nana kerajaan fehalaran. Sedangkan taek lakaan dan istrinya balak loa lorak memperanakkan 10 orang anak laki-laki. Semuanya kemudian menjadi pemuda yang gagah berani dan mereka merantau ke mana – mana.
            Seorang anak yang bernama dasi tuka mauk berlayar ke pulau flores lalu kawin dan menetap. Sedangkan 4 orang anak lainnya merantau di daerah timor tengah utara sekarang. Mereka yang merantau dan menetap di timor tengah utara ialah masing- masing:
v  Dasi boki mauk menetap di desa biboki
v  Dasi sana mauk menetap di insana
v  Dasi lida mauk menetap di lidak, dan
v  Dasi leku mauk menetap di lekuhun.
Kelima putra lain dari taek lakaan tetap tinggal dibelu dengan keturunannya hingga sekarang.
Dari kisah putri laka lorak mesak inilah timbul adat kebiasaan di belu hingga sekarang dimana anak-anak selalu mengikuti keluarga ibu. Juga dari kisah inilah orang belu, orang timor- timur, orang timor tengah utara maupun flores sampai hari ini tetap merasa bersaudara.
Klasifikasikan :

1.       Bentuknya:
·         Puisi seperti mantra
·         Prosa seperti legenda
2.      Isinya : Menceritakan tentang seorang putri dengan perjalanan hidup
3.      Pengaruh melayu kuno.
4.      Pesan / amanat : berbuatlah sesuai kehendak sendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar