Kamis, 17 Desember 2015

BUDAYA MISTIS MALAM 1 SURO


    Budaya Ritual Malam 1 Suro 
Tradisi ini berbentuk kegiatan pendakian Gunung Sumbing, salah satu gunung yang berada di Kabupaten Temanggung. Pendakian Gunung Sumbing bisa dilakukan kapan saja. Tetapi puncak keramaian terjadi pada malem selikuran. Ribuan pendaki, yang dipandu para pecinta alam yang berpengalaman dari Sumbing Hiking Club (SHC) Temanggung, serta dipantau para petugas terpadu di posko-posko terdekat, mengawali ritualnya dari desa Pager Gunung, kecamatan Bulu.
Untuk pendakian di luar tradisi malem selikuran, perjalanan bisa dilakukan tanpa harus dipandu petugas. Para pendaki umumnya start dari Desa Kledung (arah barat laut), atau Kampung Butuh dan Selogowok di Kecamatan Tlogo Mulyo (timur laut).
Bahkan, Gunung Sumbing juga bisa didaki dari kawasan di luar Kabupaten Temanggung. Yaitu arah barat laut dari Kampung Garung (1.543 m dpl) di desa Butuh, Kecamatan Kalijajar (Wonosobo), arah tenggara dari Kalegan (Kabupaten Magelang), dan arah barat daya dari Sapurun (Wonosobo).
Apabila cuaca bagus, pendakian ke puncak menempuh waktu sekitar lima jam. Sebagian dari mereka berziarah kemakam Ki Ageng Makukuhan di Puncak Sumbing. Ki Ageng Makukuhan diyakini sebagai orang pertama yang singgah di Kedu dan memperkenalkan tanaman tembakau. Ada beberapa pos yang harus dilalui dari base camp hingga ke puncak, yaitu pos I (1.750 m dpl), pos II (2.000 m dpl), pos bayangan (2.500 m dpl), dan bagian puncak (2.850-3.340 m dpl).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar