Rabu, 23 Maret 2016

DONGENG SATWA TUTUT DAN SI NANGKA



Dongeng Tutut & Nangka
Pada suatu hari Si Kabayan disuruh oleh mertuanya untuk mengambil tutut disawah. Tutut adalah sejenis siput-siput kecil di sawah. Biasa tutut-tutut sawah dimasak menggunakan bumbu-bumbu dengan cara direbus. Si Kabayan menuruti perintah mertuanya untuk mencari tutut disawah. Ia pergi ke sawah tapi malas-malasan. Setibanya di sawah, Si Kabayan bukannya mencari tutut tapi malah duduk-duduk santai di pematang sawah.
Mertua Kabayan lama menunggu di rumah tapi Si Kabayan tak juga kunjung datang. Akhirnya mertua Kabayan menyusul ke sawah. Sesampainya di sawah, mertua Kabayan marah bukan main. Ia mendapati menantunya tengah duduk-duduk santai di pematang sawah. “Hai Kabayan! Aku suruh mencari tutut tapi engkau malah enak duduk-duduk. Dasar pemalas!” teriak mertuanya.
“Aduh Abah, aku takut mau turun ke sawah, soalnya sangat dalam. Coba lihat Abah! Saking dalamnya, langit sampai terlihat di air sawah.” kata Kabayan beralasan.
Karena kesal melihat kemalasan menantunya, Mertua Si Kabayan kemudian mendorong tubuh menantunya hingga terjatuh ke sawah. Si Kabayan terjatuh ke sawah sambil tersenyum-senyum. “Aduh Abah, tenyata sawahnya dangkal ya.” Ia kemudian mengambil siput-siput kecil di sawah.
Hari lainnya, Si Kabayan disuruh mertuanya memetik buah nangka matang. Pohon nangka tersebut terletak di pinggir sungai, dimana tangkainya menjorok di atas sungai. Si Kabayan memanjat pohon nangka dengan malasnya. Ia takut mertuanya marah besar jika ia tak menuruti perintahnya. Diatas pohon ia melihat ada buah nangka telah matang. Dipetiknya buah nangka matang tersebut. Tapi sayang, karena cukup sulit, buah nangka tersebut jatuh ke dalam sungai. Si Kabayan membiarkan buah nangka matang hanyut di sungai. Ia kemudian pulang ke rumah mertuanya.
Di rumah, mertuanya nampak kesal ketika melihat menantunya pulang tanpa membawa buah nangka matang yang ia minta. “Mana buah nangka matang yang aku minta petik?” Tanya mertuanya.
“Loh, bukannya buah nangka yang aku petik tadi sudah sampai duluan? Waktu kupetik, buah nangka itu jatuh ke sungai. Nampaknya ia ingin berjalan sendirian. Makanya aku biarkan ia berjalan sendirian. Sudah aku perintahkan agar ia cepat pulang ke rumah, tapi ternyata belum sampai juga nangka itu ya? Dasar nangka tak tahu diri, dia tidak mau menuruti perintahku.” Dengan santainya Si Kabayan menjawab.
“Apa-apaan kamu Kabayan? Mana bisa buah nangka berjalan sendirian ke rumah. Dasar pemalas banyak alasan.” mertuanya berteriak kesal.
Si Kabayan hanya hanya tertawa-tawa dimarahi oleh mertuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar