Minggu, 01 November 2015

DONGENG PUTRI DEWI SRI


DONGENG DEWI SARI DARI PURWAGALUH
Di tengah kehidupan masyarakat Purwagaluh yang hanya menggantungkan sumber makanan dari hasil buruan, kehidupan berubah menjadi neraka ketika hutan tak lagi menyediakan binatang untuk diburu.Tanah kering kerontang dan sungai tidak lagi menyisakan air  yang memberi kehidupan pada hewan dan tumbuhan.Purwagaluh adalah satu wilayah yang tengah mengalami bencana kekeringan terparah.
Sadana, Adikara, dan Dewi Sri, tiga orang yang ditugaskan mencari jalan keluar untuk membebaskan warga dari kesulitan dan memperbaiki kehidupan Purwagaluh secara keseluruhan. Namun dalam perjalanan tugas yang pertama pun mereka sudah menemukan kesulitan yang datang dari musuh bebuyutan mereka sejak kecil.
Demi mendapatkan Adikara yang dicintainya sejak kecil, Nuridami tak pernah berhenti mengejar dan menghalalkan segala cara dengan memanfaatkan kesaktian sang nenek, NyiUlojuga kakaknya Sapi gumarang dan Singasatru. Dalam satu pertarungan, Dewi Sri yang menyamar menjadi Camar  Seta berhasil membunuh Singasatru yang saat itu memimpin kelompok Bajak Lautnya menyerang Pelabuhan Atas angin, pulau yang paling maju dan makmur kala itu dan menjadi tempat Dewi Sri, Sadana dan Adikara mempelajari sebab kemajuan Atas angin untuk diterapkan di Purwagaluh. Sapi gumarang sangat murka mengetahui kabar kematian adiknya, Singa satru di Atas angin oleh Camar Seta.Segera ia mendatangi Sadana untuk membalas dendam pada Camar  Seta. Namun Nyi Ulo menahannya dengan alas an Singa satru yang jauh lebih saktipun berhasil dikalahkan Camar  Seta.
Akhirnya Sapi gumarang mau berlatih secara khusus bersama Nyi Ulo untuk menyempurnakan ilmu Lebur saketinya.Dari situlah Sapi gumarang kemudian menyadari sumber kekuatannya yang besar, yaitu amarah yang bisa melipat gandakan kekuatannya hingga mampu menguasai Lebur saketi dengan sempurna.
Segera setelah itu Sapi gumarang mendatangi Sadana untuk membunuh Camar  Seta, Sadana beralih tidak mengenal Camar Seta.Sapi gumarang tak mau percaya dan menyangka Camar Seta adalah Adikara yang memakai nama palsu. Sadana yang berniat membantu dihajarnya hingga pingsan dan Adikara dibawa pergi setelah tidak berdaya karena Nuridami merayu Sapi gumarang untuk tidak membunuhnya. Dewi Sri sangat sedih mengetahui kekasihnya, Adikara ditawan oleh Sapi gumarang. Namun berkat kesaktian Malih warni yang diajarkan oleh kakeknya, Aki Tirem, Dewi Sri bisa merubah dirinya menjadi seekor harimau jadi sangat frustasi dan akhirnya bunuh diri. Sapi gumarang jadi murka dan gelap mata setelah Budug basu dan Kala buat menghasutnya dan menuduh Dewi Sri yang telah membunuh Nuridami karena cemburu. Sapi gumarang langsung menyusun kekuatan untuk membunuh Dewi Sri sekaligus menguasai Purwagaluh yang saat itu sudah berubah menjadi wilayah yang sangat makmur berkat Dewi Sri, Sadana dan Adikara yang berhasil menciptakan sawah padi di sana. Dan ketika Dewi Sri dan Adikara merayakan panen padi pertama bersama warga di Desa Cidamar, pasukan Sapi gumarang yang dipimpin Budug basu datang untuk merebut semua hasil panen dan menangkap Dewi Sri. Namun Dewi Sri yang sudah sangat sakti berhasil mengalahkan Budug basu dan semua pasukannya.
Sapi gumarang tidak menyerah, ia menunjuk Kala buat untuk menggantikan Budug basu dan memimpin pasukan yang lebih banyak. Kala buat yang licik bersiasat untuk menyerang malam hari dengan kekuatan penuh.Saat itu Dewi Sri dan Adikarahanya berjaga – jaga dengan pemuda dan warga yang jumlahnya sangat sedikit karena banyak diantara warga Cidamar yang terbunuh pada peperangan melawan Budug basu. Kala buat dan pasukannya yang besar datang dengan penuh percaya diri.Ketika mengepung sawah, tempat Dewi Sri memfokuskan penjagaan. Dewi Sri dan Adikara tak mau menyerah begitu saja, mereka melawan semua pasukan Kala buat dengan sepenuh tenaga. Saat itu Budug basu yang sangat dendam keluar dengan pasukannya karena ingin Dewi Sri dan Adikara hanya mati di tangannya. Kala buat sempat marah karena Bubug basu
Hanya memimpin pasukan bantuan dan seharusnya belum boleh keluar.Tapi Budug basu tak peduli dan segera menyerang Dewi Sri untuk membunuhnya.Dewi Sri dan Adikara sangat terdesak menghadapi jumlah pasukan yang semakin banyak. Saat itulah Dewi Sri mengeluarkan ajian Malih warninya dan merubah dirinya menjadi ratusan kelelawar besar yang sangat buas. Pasukan Kala buat dan Budug basu kalang kabut menghadapi serangan ratusan kelelawar, mereka semua terbunuh dan hanya sedikit yang berhasil melarikan diri.Sementara Kala buat dan Budug basu pun tak luput dari serangan kelelawar.Mereka pun kemudian melarikan diri dengan wajah dan bukan yang penuh luka gigitan.
Sapi gumarang sangat murka mengetahui Kala buat dan Budug basu kembali kalah oleh Dewi Sri, terlebih lagi semua pasukannya yang habis terbunuh.Ia dengan murka menghajar Kala buat dan Budug basu. Kala buat membeladiri dan menyalahkan Budug basu yang membawa keluar pasukan bantuannya hingga akhirnya semua pasukan habis terbunuh.Budug basu tak mau kalah, ia menyalahkan Kala buat yang bersiasat menyerang malam hari hingga mereka diserang kelelawar ganas ciptaan sihir Dewi Sri. Mengetahui Dewi Sri yang menguasai sihir Sapi gumarang segera meminta bantuan Nyi Ulo untuk menghadapi Dewi Sri. Namun Dewi Sri dengan cerdik mengalahkan semua sihir dari NyiUlo yang menyerangnya, bahkan Nyi Ulo pun tewas oleh serangan balik dari DewiSri.
Sapi gumarang murka dan menantang Dewi Sri untuk adu tanding dengannya. Dewi Sri melayani tantangan Sapi gumarang dan bertarung dengan tangan kosong. Sapi gumarang yakin mampu membunuh Dewi Sri dengan kekuatan penuh Lebur saketinya. Namun Dewi Sri yang sudah bersiap dengan ajian Sungsang buana berhasil mengembalikan pukulan dahsyat Lebur saketi. Sapi gumarang pun tewas oleh ajian Lebursa ketinya sendiri. Mengetahui kenyataan itu Kala buat dan Budug basu tak bisa berbuat apa-apa.Merekapun menyerah ketika pasukan Sadana tiba-tiba datang meringkusnya.
Semua warga dan pasukan bergembira menyambut kemenangan Dewi Sri.Mereka semua mengelu-elukan nama Dewi Sri dan menjulukinya sebagai Dewi Padi karena jasa terbesarnya yang telah menciptakan tanaman padi diseluruh wilayah Purwagaluh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar